DASAR-DASAR ILMU MANAJEMEN
Konsep Dasar Manajemen
A. Pengertian Manajemen
Dilihat dari asal katanya, kata manajemen atau management dalam
Bahasa Inggris berasal dari kata Italia, maneggiare yang kurang lebih
berarti menangani atau to handle
serta kata to
manage yang artinya mengatur. Istilah Manajemen (management) telah diartikan oleh
berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan,
pengurusan, ketata laksanaan, kepemimipinan, pemimpin, ketata pengurusan,
administrasi, dan sebagainya. Dalam bahasa latin ada kata yang punya pengertian
yang hampir sama yakni manus yang
artinya tangan atau menangani. Manajemen itu merupakan suatu proses untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Manajemen adalah suatu
proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu
kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud
yang nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing”
–pengelolaan-, sedang pelaksananya disebut manajer atau pengelola. Pada
hakikatnya, tugas seorang manajer adalah menggunakan usaha para bawahan secara
berdayaguna.[1]
James A.F Stoner dan Charles Wankel (1986: 4). Management is the process of planning,
organizing, leading, and controlling the efforts of organization members and of
using all other organizational resources to achieve stated organizational goals
(manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya
organisasi lannya demi tercapainya tujuan organisasi).[2]
Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.[3]
Pada dasarnya
kesemuanya mengandung unsur-unsur pokok yang sama, yaitu:
a.
Manajemen
mempunyai suatu tujuan tertentu yang hendak dicapai.
b.
Manajemen
tidak melakukan sendiri pekerjaan-pekerjaan tertentu, tetapi lewat kegiatan
orang lain, artinya dalam mencapai tujuan ia menyuruh orang lain bekerja dan
berusaha untuknya.
c.
Manajemen
harus mengetahui bagaimana memimpin dengan tepat.
Manajemen
adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk
mencapai tujuan.
B. Filsafat Ilmu Manajemen
Pengertian filsafat secara umum sebagai ilmu
pengetahuan yang mengkaji hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Menurut Moekijat filsafat adalah suatu sistem pemikiran yang
menjelaskan gejala tertentu dan memberikan serangkaian prinsip untuk memecahkan
permasalahan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu.
Filsafat
adalah petunjuk utama yang menggaris bawahi semua tindakan dari seorang
manager. Filsafat manajemen
adalah bagian yang terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan
dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalahan manajerial. Seorang
manajer memerlukan kepercayaan dan nilai yang pokok untuk memberi petunjuk yang sesuai dan dapat dipercaya guna
menyelesaikan pekerjaan. Filsafat manajemen amat berguna bagi seseorang guna
untuk memperoleh bantuan dan pengikut. Dalam
filsafat manajemen terkandung dasar pandangan hidup yang mencerminkan
keberadaan, identitas, dan implikasinya.
Menurut
Davis dan Filley dalam ukas (1978) terdapat faktor-faktor dasar dalam filsafat
manajemen yang diperlukan dan memiliki hubungan saling ketergantungan satu sama
lain dalam suatu tujuan. Faktor-faktor dasar tersebut antara lain:
a.
Kepentingan umum
Hal ini di maksudkan bahwa dalam penyelenggaraan suatu organisasi
harus terlihat adanya cerminan deskripsi sebagai kepentingan.
b.
Tujuan usaha
Tujuan usaha adalah perwujudan aktifitas
yang spesifik dari organisasi.
c.
Pimpinan pelaksana
Pimpinan pelaksana adalah individu yang diberi kepercayaan untuk
memimpin suatu usaha dengan menggunakan otoritas yang telah di berikan
kepadanya
d.
Kebijakan
Kebijakan adalah pernyataan atau ketentuan umum yang menuntun atau
menyalurkan pemikiran menjadi pengambilan keputusan oleh bawahan.
e.
Fungsi
Fungsi adalah aktivitas yang berhubungan dengan tujuan yang akan di
capai.
f.
Faktor dasar
Faktor dasar
meliputi faktor-faktor produksi asli atau turunan baik berupa alam, tenaga, dan
modal.
g.
Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah
saluran yang menunjukkan hubungan kerja
antara manajer dan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan yang di sertai dengan otoritas dan tanggung jawab serta kesanggupan untuk tanggung
gugat/mempertanggung jawabkan (accountability).
h.
Prosedur
Prosedur adalah tahapan tindakan yang harus di tempuh untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu yang harus di selesaikan oleh suatu
pekerja yang bertanggung jawab.
i.
Moral kerja
Moral kerja adalah kondisi mental dari individu atau kelompok yang
menentukan sikap bawahan dalam
menerima pekerjaan dan mengoperasikanya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
tujuan akhir.
Faktor-faktor dasar di atas dapat
digunakan sebagai daftar pengecek terhadap analisis aktivitas yang menjadi
norma tindakan dan aktivitas manajemen.[4]
C. Manajemen sebagai Ilmu dan Seni
Manajemen adalah ilmu pengetahuan dan
seni. Manajemen suatu ilmu akan ada suatu pertumbuhan yang teratur mengenai
manajemen. Pada umumnya ada penelitian yang kemudian disesuaikan dengan pengetahuan
baru. Sedangkan seni dalam manajemen menghendaki kreativitas dalam melakukan
kegiatan manajemen. Antara ilmu pengetahuan dan seni harus memiliki
keseimbangan antara keduanya. Jika yang satu meningkat, maka yang lain juga
harus meningkat.
a.
Manajemen
sebagai Ilmu
Saat
ini ilmu manajemen telah mendapat pengakuan dunia. Namun, dimasa antara perang
dunia I dan II, ditolak diajarkan dan tidak diakui di Hindia Belanda. Hal ini
karena didasarkan pada penafsiran ilmu pengetahuan dimana sebagian negara-negara,
orang masih curiga dan ragu-ragu untuk menjajarkannya di sebelah ilmu filsafat
yang menurut ahli cendekia, adalah ilmu yang tertua, dan ilmu-ilmu lainnya
seperti ilmu alam, ilmu pasti, ilmu kedokteran, dan sebagainya. Selain itu,
juga karena berdasarkan pertimbangan-pertimbanagan politis-ekonomis. Karena
sebagai suatu profesi, manajemen menghendaki suatu masyarakat yang makmur,
maju, dan dinamis. Apa yang diajarkannya, pernah diberi nama sebagai
“scientific organization of labour”, atau penyusun tenaga kerja yang keilmuan.
Pernah
pula dinamakan ilmu rasionalisasi. Hal ini berhubungan dengan Taylorism atau
sistem Taylor yang telah memajukan rasionalisasi daripada gerak si pekerja,
hingga seolah-olah ia berusaha keras mengambil tenaga kerja sebanyak-banyaknya.
Pandangan orang yang tidak mengetahui seluk beluk sistem Taylor, dan memandang
semata-mata hanya untuk menyuruh para pekerja untuk bekerja lebih keras dan
lebih banyak. Tetapi mereka yang mengetahui seluk beluk sistem Taylor, timbul
gerakan Stakhanov (Stakhanovism) di Soviet, Rusia. Gerakan ini dimulai tahun
1935, oleh seorang wartawan Alexei Stakhanov, yang dengan jalan
rasionalisasinya dapat mempertinggi produksi menambang batu bara dengan sangat
hebat. Dengan begitu, maka terpendamlah kecaman dan gugatan kepada Taylor dan
sistemnya. Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan dan tidak ada sangkut
pautnya dengan politik, apalagi politik yang yang hendak mengambil tenaga kerja
sebanyak-banyaknya.[5]
Pada mulanya manajemen belum dapat dikatakan sebagai ilmu,
karena ilmu harus terdiri dari konsep-konsep yang secara sistematis dapat
menjelaskan dan meramalkan apa yang menjadi dan membuktikan ramalan itu
berdasarkan penelitian. Setelah dipelajari selama beberapa zaman, manajemen
telah memenuhi persyaratan sebagai bidang pengetahuan karena memiliki
serangkaian teori, meskipun teori-teori itu masih terlalu umum dan subjektif.
Selain itu, manajemen dianggap sebagai ilmu pengetahuan karena telah dipelajari
sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan
di dalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini
selanjutnya diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam
bentuk prinsip-prinsip yang diwujudkan dalam bentuk suatu teori. Luter Gulick
memandang manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan yang secara sistematik
berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja. Manajemen memiliki peran
penting untuk kemajuan organisasi, bukan hanya baik dalam dunia bisnis, tetapi
juga baik untuk negara maupun pendidikan.[6]
Prof. Dr. J. Panglaikim
dan Drs. Hazil Tanzil menjelaskan dalam bukunya “Manajemen Suatu Pengantar”
bahwa manajemen telah diakui oleh negara-negara maju, sebagai cabang ilmu
pengetahuan yang baru dari sosiologi dalam abad ke-20 ini.
Drs. Onang Uchjana
Effendy M.A. dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik” mengemukakan
bahwa suatu ilmu akan memperoleh pengakuan sebagai ilmu pengetahuan apabila
persyaratannya dipenuhi. Persyaratannya yaitu:
1)
Rasional, sifat
kegiatan pemikiran secara tersusun dan sistematis.
2)
Empiris,
berdasarkan fakta.
3)
Sifat umum,
dipelajari dan diajarkan secara terbuka.
4)
Bersifat
akumulatif, pengumpulan pengetahuan.
5)
Universal dan
harus jelas objeknya.
Objeknya:
manusia dan masyarakat. Universal artinya dimana saja tidak ada yang
menyangkal.[7]
Jadi, manajemen
sebagai suatu ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau
kesatuan pengetahuan yang terorganisasi.
b.
Manajemen sebagai Seni
Sebelum manajemen diakui menjadi ilmu yang berdiri
sendiri, ia hanyalah merupakan seni yang dalam perkembangannya sangat
dipengaruhi oleh perkembangan masyarakatnya.
Menurut Mary Parker Follet (stoner, 1986)
manajemen sebagai seni untuk melakasanakan pekerjaan melalui orang-orang (The art of getting things done through
people). Manajemen sebagai suatu seni, di sini memandang bahwa di dalam
mencapai suatu tujuan di perlukan kerja sama dengan orang lain. Pada hakikatnya
kegiatan manusia pada umumnya adalah managing (mengatur) dan untuk mengatur,
disini diperlukan suatu seni.[8]
Manajemen
sebagai suatu seni bukan diartikan seni dalam arti formal yang biasa
dihubungkan dengan seni musik, sastra, tari, drama, patung, lukis, dan
sebagainya. Yang dimaksud seni disini adalah seni dalam pengertian lebih luas
dan umum, yaitu merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keterampilan
dalam menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumberdaya
manusia dan sumberdaya alam (human and natural resources) secara efektif dan
efesien untuk mencapai tujuan.[9]
Artinya dalam manajemen
orang yang mengatur, mengawasi, atau memimpin organisasi seseorang mempunyai
karakter, sikap, dan jiwa kepemimpinan dalam suatu perusahan atau organisasi
terhadap bahwahannya berbeda-beda. Jadi, manajemen diartikan sebagai seni yaitu
manajemen dilihat dari orang yang melakukannya, dan orang itu mempunyai
kebebasan untuk melakukan apa saja yang dia inginkan didalam peranan manajamen.dengan
tujuan agar cita-cita dan harapannya tercapai dengan baik.
G.R Terry (
1975: 79 ) mengatakan, secara esensial seorang manajer adalah seorang ilmuan
dan seorang seniman. Ia memerlukan suatu pengetahuan yang disusun menurut
sistem yang memberikan kebenaran-kebenaran pokok yang dapat digunakan dalam
mengoperasikan pekerjaannya.
D. Profesi Manajemen
Jika kita melihat
negara Rusia, maka para manajerlah yang melaksanakan rencana-rencana negara
diberbagai bidang dan mereka diberikan fasilitas yang sangat lengkap. Mereka
diberi bonus yang lebih besar daripada pekerja biasa. Dengan adanya fasilitas
dan bonus yang sangat hebat, mereka didorong untuk bekerja keras. Mereka yang
bisa mencapai rencana dengan baik, akan diberi bonus yang lebih hebat lagi.
Pada pokoknya, manajer di Rusia diberikan tempat yang tinggi dan mereka
merupakan golongan elite.
Jika melihat keadaan di
Amerika Serikat maka tampak suatu pemisahan antara pemegang saham dan para
manajer yang memimpin perusahaan-perusahaan itu. Ada perusahaan besar yang
pemegang sahamnya terdiri dari ratusan ribu orang, sehingga rapat-rapat pemegang saham umumnya diselenggarakan dalam
suatu stadion, karena banyaknya pemilik itu. Di Amerika juga menganggap bahwa
manajer-manajer merupakan kalangan elite. Hal ini juga karena adanya bonus
disertai dengan kedudukan yang strategis.
Dilihat dari kedua
negara tersebut, maka sudah jelas bahwa manajemen merupakan suatu profesi.
Dalam buku Management in the Industrial World oleh
Harbison-Myers, mengatakan bahwa ada tiga tipe “managerial elite”, yaitu:
a.
Patrimonial
management
Ini terjadi apabila perusahaan dimiliki oleh
anggota-anggota suatu keluarga, dimana kedudukan-kedudukan yang penting dari
organisasi tersebut berada dalam anggota-anggota keluarga tersebut.
b.
Political
management
Political
management adalah suatu bentuk dimana kedudukan-kedudukan penting dan pokok
dalam organisasi dipegang oleh mereka yang mempunyai hubungan-hubungan politik.
c.
Professional
management
Tipe ini
bukanlah didasarkan atas hubungan keluarga atau partai politik. Pemberian
kedudukan di sini didasarkan atas kapasitas, kesanggupan, keahlian, atau dengan
perkataan lain atas dasar jasa dan hasil mereka berikan dalam memperkembangkan
suatu organisasi atau usaha.[10]
Di zaman modern ini semua jenis kegiatan selalu
harus dimanajemeni, dalam arti aturan yang jelas. Pada saat ini boleh di
katakan bahwa bidang manajemen sudah merupakan suatu profesi bagi ahlinya.
Mengapa demikian, karena dalam kegiatan apapun pekerjaan harus dikerjakan
secara efisien dan efektif, sehingga di peroleh masukan atau input yang besar.
[1] George R. Terry dan Leslie W.
Rue, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta:
PT Bumi Aksara, 1992, hlm. 1
[2] Dr. H. B. Siswanto, M. Si., Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2005, hlm. 2
[4] Dr. H. B. Siswanto, M. Si., Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2005, hlm. 5-6
[5]
Dr. Panglaykim dan Drs.
Hazil, Manajemen Suatu Pengantar, Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1981 ,hlm. 15-17
[9] Dr. H. B. Siswanto, M. Si., Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2005, hlm. 9
[10] Dr. Panglaykim dan Drs. Hazil, Manajemen Suatu Pengantar, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1981 ,hlm. 17-21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar